Keindahan Hutan
Mangrove yang disalahgunakan oleh Masyarakat Sekitar
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan
alam yang melimpah. Indonesia dianugerahi lanskap yang indah seakan tak pernah
habis. Semua keindahan alam Indonesia dari darat hingga laut dapat dinikmati
oleh para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Tidak hanya keindahan
daart dan laut, Indonesia pun juga mempunyai flora maupun faunanya tersendiri
yang dapat dinikmati keindahannya.
Banyaknya pulau yang ada di Indonesia membuat
Indonesia mempunyai kekayaan laut dan pantai yang berada disetiap pulau. Selain
pantai dan kekayaan autnya, pantai Indonesia yang indah juga dapat dimasuki dan
dinikmati keindahan kehidupan bawah lautnya, seperti pantai-pantai di Indonesia
yang terkenal berada di Lampung, Bali dan Raja Ampat.
Selain keindahan pantai, Indonesia mempunyai
hamparan hutan terbesar di dunia. Oleh sebab itu Indonesia disebut sebagai
paru-paru dunia. Keindahan hutan di Indonesia terhampar luas hijaunya pepohanan
yang seakan akan memberikan perasaan sejuk saat dilihat bagaikan terhipnotis
dengan keindahannya.
Dengan luas dan banyaknya hutan di Indonesia terdapat
banyak juga hewan dan tumbuhan langka yang menjadi salah satu keinginan
wisatawan untuk berfoto dan mengabadikan momen tersebut. Seperti salah satu
contohnya hutan bakau di Indonesia menjadi salah satu hutan yang dijadikan
objek wisata.
Hutan bakau atau yang lebih sering disebut
hutan mangrove merupakan hutan yang unik yang dapat tummbuh di dalam air payau
yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh di tempat yang
menjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Ekosistem hutan bakau bersifat
khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi yang
terjadi pada tanah.
Manfaat yang lebih penting dari hutan bakau
adalah fungsi ekologisnya sebagai pelindung pantai, habitat berbagai jenis
satwa, dan tempat pembesaran banyak jenis ikan laut. Salah satu fungsi utama
hutan bakau adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan,
serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Di Jepang salah satu upaya
untuk mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan membanun greenbelt berupa hutan mangrove.
Seperti yang kita tahu bakau tidak hana
memiliki satu jenis spesies, dalam satu hutan bakau bisa terdapat 54 spesies
bakau sejati. Namun, di Indonesia hanya terdapat 39 spesies bakau sejati. Dari berbagai
hutan bakau di Indonesia seperti hutan bakau yang berada di kawasan Pantai
Indah Kapuk, Yogyakarta, Bekasi, Bali, Surabaya, dan Sulawesi.
Salah satu keindahan hutan mangrove yang akan
saya gunakan sebagai contoh kasus merupakan hutan mangrove yang berada di
Kabupaten Banggai, Sulawesi. Di Kabupaten Banggai sendiri ada 50 jenis mangrove
yang terdiri dari 25 jenis mangrove sejati dan 25 jeniss mangrove asosiasi.
Pada hutan mangrove tersebut juga ditemukan spesies mangrove yang langka dan
terancam punah.
Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya bahwa pohon bakau memiliki fungsi yang baik, akan tetapi dikarenakan
ulah manusia tahun lalu, hutan bakau tersebut menjadi rusa. Hutan tersebut
dialih fungsikan oleh penduduk sekitar untuk dijadikan pembukaan kayu untuk
kayu bakar, tambak, pemukiman, pembuatan perahu dan kebutuhan lainnya. Kerusakan
terus meningkat sedeangkan rehabilitasi masih minim. Dengan luas hutan mangrove
di Banggai kurang lebih 7 hektar, dengan 5 hektar diantaranya sudah mengalami
kerusakan yang cukup parah.
Keindahan yang dimiliki hutan mangrove
Kabupaten Banggai mulai berkurang seiring berkurangnya pohon-pohon mangrove
disana. Tanpa diketahui efek negatifnya, penebangan hutan bakau selain dapat
terjadinya abrasi lebih cepat ialah data menyebabkan wabah malaria dan demam
berdarah karena nyamuk dan serangga-serangga lainnya kehilangan habitat tempat
mereka tinggal. Selain itu, bakau merupakan tempat bertelur ikan, udang, dan
hewan laut lainnya yang aman terlindung menjadi rusak dan tak dapat ditinggali
oleh makhuk hidup yang ada pada perairan payau.
Maka dari itu diperlukannya upaya pegelolaan
dan pemanfaatan ekosistem mangrove seperti, pelestarian, rehabilitasi lahan
terdegradasi, peningkatan daya dukung lingkungan pesisir, sumbe daya buatan,
sumber daya manusia dan lain-lainnya.
Pada akhirnya kita sebagai manusia yang
berada di luar daerah maupun disekitar Kabupaten Banggai sebagai wisatawan
maupun masyarakat sekitar harus peduli pada kekayaan alam sebagai contoh salah
satunya merupakan hutan mangrove dan harus dapat menanggulangi apa yang
diperbuat secara cepat dan bersama-sama.
Komentar
Posting Komentar